Selasa, 21 Mei 2013

Ada Wanita Lain Yang Dicintai Pacar Saya


Saat Anda punya kekasih, Anda hanya ingin menjadi satu-satunya yang dia cintai. Hal itu wajar, semua wanita pasti ingin jadi yang paling spesial bagi pasangannya. Tapi lihatlah kenyataan. Anda dan pasangan tidak hanya hidup berdua, ada banyak orang yang menjadi bagian kehidupan Anda dengannya, termasuk wanita-wanita lain yang dia cintai.
Kami tidak sedang membicarakan perselingkuhan atau mantan kekasihnya yang masih suka mengganggu. Yang kami bicarakan adalah wanita yang secara alami memang dicintai kekasih Anda, dan sebaiknya.. Anda berdamai dengan mereka.
1. Ibunya
Berbahagialah jika Anda mencintai pria yang mencintai dan memperlakukan ibunya dengan baik. Ada orang bijak yang mengatakan, "Jika kamu ingin tahu bagaimana perlakuan pasanganmu kelak padamu, lihat bagaimana dia memperlakukan ibunya!"
Anak laki-laki biasanya lebih dekat kepada ibu daripada ayahnya, maka wajar jika pasangan Anda mencintai ibu mereka. Bahkan kebanyakan pria akan mencari sosok ibu dalam diri pasangannya. Karena itu, sebaiknya Anda menjalin hubungan yang baik dengan ibunya.
2. Saudara Perempuannya
Anda punya saudara juga? Maka Anda pasti tahu bagaimana rasanya tumbuh bersama dan sangat dekat. Begitu juga dengan pasangan Anda. Jika dia memiliki saudara perempuan, maka sudah tugasnya menjaga serta melindungi.
Daripada Anda cemburu dan menjaga jarak berlebihan dengan saudara perempuannya, mengapa tidak menjadi temannya saja? Anda bisa mendapat banyak 'bocoran' soal si dia sekaligus membangun hubungan hangat dengan saudara perempuannya.
3. Sahabat Perempuannya
Tidak selamanya pria hanya berteman dengan pria, kadang sosok sahabat perempuan sangat berarti dalam hidup mereka. Di luar keluarga, kehadiran wanita lain memang lebih menebar benih cemburu dan pertengkaran, apalagi jika sahabatnya ini sangat dekat dengan kekasih Anda.
Jika sahabat perempuannya telah kenal lama jauh sebelum kehadiran Anda, maka terimalah kehadirannya. Bangun kepercayaan bahwa kekasih Anda memang hanya berteman dengannya, sementara Anda adalah wanita yang dia cintai untuk masa depannya. Tidak mudah memang, tetapi tidak ada salahnya dicoba.
Oke ladies! Apakah Anda pernah bermasalah atau cemburu dengan tiga 'wanita lain' yang kami sebutkan di atas?

Minggu, 19 Mei 2013

amazing AMBON'KU



Mengunjungi Ambon tentunya akan memberikan pengalaman tersendiri bagi Anda. Awal Oktober 2011, saya berkesempatan mengunjungi Kota Ambon di Provinsi Maluku. Sebelumnya saya telah banyak mendengar tentang keindahan pulau yang dijuluki Ambon Manise ini.
Kali ini, saya dan seorang teman dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diajak berkeliling mengunjungi pantai-pantai eksotik Ambon yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup, karena begitu indahnya.
Sebagai ibu kota provinsi di bagian timur Indonesia-Maluku, Ambon sangat terkenal dengan beragam pantainya yang berpasir putih nan indah. Terlebih juga karena sebagian besar bibir pantainya selalu dihiasi perahu nelayan yang datang silih berganti, mencari ikan dan memasarkannya kepada para pengunjung pantai pada siang hingga sore hari.
Ambon, merupakan salah satu kota di pesisir pantai dengan pepohonan nyiur yang saling melambai-lambai pada setiap sudut kotanya. Keindahan pesisir pantai dengan lautnya yang biru dan airnya yang bening menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Kunjungan pertama adalah Pantai Liang, Pantai ini terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Dari Kota Ambon, Pantai Liang berjarak sekitar 40 kilometer. Jarak itu bisa ditempuh dalam 30-an menit karena jalannya cukup mulus meski agak sempit. Sebelum sampai di Liang, kita disajikan pemandangan hijau di kiri kanan jalan.
Sepanjang perjalanan, beberapa kali saya melihat pantai-pantai kecil. Wajar saja, Ambon memang dikelilingi lautan. Matahari yang cukup terik tidak membuat saya kehilangan semangat. Mata saya tetap melihat pemandangan sekeliling yang masih banyak di dominasi warna hijau pepohonan. Semakin jauh dari Ambon, semakin sepi perjalanan menuju ke Desa Liang. Jalan pun terlihat lengang.
Ketika saya menjejakkan kaki di Pantai Liang. Segera saja mata saya disambut hamparan pasir pantai yang putih dan jernihnya air laut yang berwarna hijau. Saya berkali-kali berdecak kagum melihat pantai yang pernah mengalahkan ranking keindahan Taman Laut Bunaken menurut versi penelitian UNDP-PBB tahun 1990 dan dinobatkan sebagai pantai terindah di Indonesia.
Sebuah jembatan panjang menjorok ke laut menjadi spot yang mengasyikan untuk berfoto. Matahari lumayan terik. Angin sepoi-sepoi membuat saya memejamkan mata untuk merasakan sensasinya. Benak saya merekam lekat-lekat pemandangan yang begitu indah.
Ada rasa heran, mengapa pantai yang menakjubkan ini tidak terlalu kedengaran di telinga para traveler layaknya Pantai Natsepa, pantai indah yang terletak di Maluku Tengah.

Saya kembali menyusuri bibir pantai yang hanya berjarak sedikit dari air laut. Berkali-kali pecahan ombak menyentuh bibir pantai dan mengenai mata kaki saya. Pepohonan rindang di sekitar pantai sedikit menghalau teriknya matahari. Dari jembatan tempat saya berdiri, saya bisa melihat Pulau Seram, salah pulau terbesar di Kepulauan Maluku dan Pulau Pombo atau disebut Pulau Burung, salah satu objek wisata yang dapat dikunjungi.

Di Pantai Liang juga terdapat tempat penyewaan perahu bermotor. Sayang, saya tidak dapat menemukan tempat penyewaan karena hari itu hari biasa dan pantai terlihat lebih sepi. Menurut pemandu wisata kami, Pantai Hunimua cukup ramai di akhir pekan. Bagi pengunjung yang hendak menikmati keindahan Pulau Pombo, dapat menggunakan akses kapal ferry/speed boat dengan biaya Rp250-350 ribu/perahu untuk sekali trip. Biaya ini bisadishare dengan penumpang lain.
Pantai Natsepa
Salah satu pantai indah yang saya singgahi berikutnya adalah Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Pantai ini sangat terkenal lantaran pasir putihnya yang selalu menggoda pengunjung untuk bermain dan bertahan lebih lama hanya untuk bersantai di atas hamparannya.
Orang Ambon bilang, belum ke Ambon jika belum berenang di Natsepa. Artinya, jika Anda berkunjung ke Ambon, jangan sampai tidak menginjakkan kaki dan berendam di Pantai Natsepa. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Kota Ambon karena jaraknya hanya sekitar 18 km dari pusat kota menuju pantai Natsepa.
Tiba di Pantai Natsepa di siang hari, Anda pasti tak akan tahan untuk langsung terjun ke pantainya yang bening dan berombak kecil, atau yang kerap disebut air meti atau air turun.
Di sore hari, ketika air mulai makin naik atau air pasang, pengunjung lebih banyak sibuk memilih naik perahu menyusuri sepanjang pantai sambil melihat para pekerja mengangkut tripleks menuju pabrik tripleks Batu Gong, yang letaknya persis di seberang Pantai Natsepa.
Perahu nelayan cukup banyak menghiasi bibir pantai dan biaya sewanya pun tak mahal. Anda cukup menyiapkan Rp20.000,- dan Anda sudah bisa menyusuri beningnya Pantai Natsepa selama 1 jam.
Menjelang sore hari, jika sudah lelah berenang atau menyusuri pantai, Anda bisa bersantai di sejumlah warung tenda kecil yang berjajar di pinggiran Pantai Natsepa. Anda bisa bersantai sambil menikmati rujak khas pantai Natsepa yang cukup terkenal, rujak buah buahan yang dipadu dengan bumbu gula merah dan kacang tanah menjadi cirri khas tersendiri kuliner pantai Natsepa. Orang Ambon bilang, jangan pernah mengaku sudah menginjak Natsepa jika belum merasakan lezatnya rujak Natsepa.

Pintu Kota
Selain Pantai Liang dan Natsepa, ada juga Pantai Pintu Kota. Pantai ini pernah digunakan untuk acara Sail Banda 2010, salah satu acara mempromosikan kelautan Maluku hingga tingkat International. Pintu Kota memiliki ciri khas karang tinggi dengan bagian bawahnya bolong dan membentuk seperti pintu batu. Pantai ini tidak cocok untuk berenang atau pun berjemur, karena kontur pantai yang berbatu dan lebih lembab. Terletak di Desa Air Louw, Nusaniwe, orang Ambon biasanya merekomendasikan tempat ini kepada para pelancong yang baru datang.
Pintu Kota merupakan perpaduan antara pantai berpasir putih dan bukit-bukit karang. Sebuah bukit kecil yang menjorok ke laut memiliki lubang besar di tengahnya dan menyerupai pintu. Dari ”pintu” inilah, pelancong bisa melihat Kota Ambon di kejauhan dan kapal yang lalu lalang di Laut Banda. Singkat kata, lubang itu membingkai ”lukisan alam”. Itu sebabnya lubang itu disebut Pintu Kota atau Gerbang Kota.
Sebelum mencapai di bibir pantai Pintu Kota, pengunjung harus menuruni tangga curam yang cukup membuat badan segera berkeringat. Jika masih punya tenaga, pengunjung bisa naik ke bukit dan memandang teluk dan tanjung kecil di sekitar Pulau Ambon yang ditumbuhi jajaran pohon kelapa. Suasana begitu damai di sini, suara-suara yang terdengar hanya angin laut yang membuat daun-daun bergesekan. Kadang terdengar gema suara teriakan orang di kejauhan.
Pintu Kota bisa ditempuh dari Kota Ambon dalam 20-an menit. Jalannya berada di antara tebing dan pantai. Ada kendaraan umum yang melayani rute Pintu Kota dari pusat Kota Ambon.
Potensi pantai Pintu Kota disamping untuk tempat wisata pantai juga dapat digunakan untuk acara pemotretanpreweddingweddingmodelingfashion, dan juga produk iklan atau film. Tempat parkir kendaraan yang cukup luas juga membuat para pengunjung merasa nyaman.
Puas berkeliling di pantai, saya pun kembali ke Kota Ambon. Masih banyak pantai yang belum terjamah perjalanan saya. Tetapi untuk keindahan Ambon, saya rela datang berkali-kali. Menjejakkan kaki di hamparan pasir putih dan menikmati ketenangan dalam pemandangan bernuansa hijau dan biru yang meneduhkan. Siapa yang sanggup menolaknya.